Kisah Pippi si Burung Puyuh
Pada suatu hari, di
sebuah rumah di tepi danau, hiduplah anak burung puyuh bernama Pippi. Ia adalah
seekor puyuh yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pippi tinggal bersama papa
dan mama puyuh serta kakak perempuannya, Puppu.
Siang itu, mama puyuh mengajak
mereka mengadakan piknik di tepi danau. “Jangan lupa bawa jas hujan ya!” pesan
mama puyuh. “Siapa tahu nanti hujan.”
Mendengar hal itu,
Puppu langsung bergegas memasukkan jas hujannya ke dalam ransel. “Pippi, kamu
dengar, kan?”
Si anak puyuh tersentak
karena kaget. “Iya, iya.” Jawabnya setengah hati, sambil terus melamun
memikirkan betapa dingin dan menyegarkannya berenang di kolam nanti.
Akhirnya mereka
sekeluarga berangkat pukul 1 tepat. Sepanjang perjalanan, Pippi terus-menerus
melamun dan tertinggal dari barisan keluarganya. Puppu sampai harus menariknya
berkali-kali agar ia tidak tertinggal jauh.
Meskipun begitu, Pippi
tetap tidak memperhatikan. Ia sibuk mengikuti sebuah kupu-kupu yang terbang di
hadapannya. Tanpa sadar, ia telah melenceng jauh dari jalan menuju kolam. Lantas
langit mulai gelap. Guntur terdengar, tanda hujan akan turun.
“Pakai jas hujanmu,
Puppu!” seru mama puyuh. Dengan sigap Puppu mengeluarkan jas hujannya. Bulunya pun
terlindungi dari dinginnya air hujan.
Di lain tempat, Pippi
mulai kebingungan. Ia tidak mengenali jalan yang ia lewati. Terlebih, hujan
mulai turun. Menyesal karena ia tidak membawa jas hujan, Pippi terduduk dan
menangis. Ia sendirian, menggigil dan ketakutan.
“Pippi!” tiba-tiba
terdengar suara yang familiar di telinganya. Betapa leganya ia ketika menengok
dan mendapati mama puyuh tergesa-gesa mendekatinya. “Ya ampun, Pippi. Mama kira
kamu benar-benar hilang.”
Pippi memeluk
keluarganya dengan erat sembari meminta maaf karena telah membuat kedua
orangtuanya khawatir. Dengan lembut, mama puyuh memakaikan jas hujan milik Pippi,
yang ternyata dibawanya ketika ia melihat Pippi tidak memasukkan jas itu ke
dalam tasnya.
“Ayo, Pippi. Kita piknik
di dalam rumah saja.” Ajak papa puyuh sambil menggandeng Pippi. Si anak puyuh
mengangguk, dalam hatinya ia berjanji akan lebih hati-hati dan mendengarkan
orangtuanya.
Komentar
Posting Komentar