Cerita yang Tersampaikan Sesaat Sebelum Tengah Malam





Cekungan mataku lelah, tidak lagi jernih.
Bening matamu lepas dari jalinan yang kupintal,
tercerabut dari ujung benang.
Janjiku membuat kenangan tampaknya tak lebih dari angan.
Lagipula, kau tidak tertarik selain dijadikan sutera
yang kemilaunya diluar akal.

Mungkin mulutku harus banyak belajar.
Ia gemar menyakiti yang seharusnya tidak disakiti.
Ia membenci dirinya sendiri, sampai aku harus menggigitnya.
Mengingatkan, kali ini ia harus bersabar.

Lidahku dan sendu kini tahu satu sama lain.
Barangkali mereka ingin mengajak serta sepi.
Tapi wujudku telah ditinggal mati,
ia kabur dan aku dalam dekapan mimpi.

-Jakarta, 6 April 

Komentar

Postingan Populer